.....SELAMAT DATANG DI BLOG RISANDRIANTO........

TRANSLATE BAHASA

Minggu, 29 Mei 2011

UMAR BIN ABDUL AZIZ: Pemimpin yang tak Mempan Disuap

H Bernard Abdul Jabbar, M.Pd
DPP Hizb Dakwah Islam

Umar bin Abdul Aziz adalah nama yang populer dan menyejarah ditengah-tengah umat Islam, dari masa ke masa. Namanya menjadi legenda karena keadilan dan keseriusannya saat menjadi pemimpin umat Islam (Amirul Mukminin). Padahal beliau memerintah hanya selama 29 bulan dan wafat dalam usia yang sangat muda, 39 tahun 6 bulan.

Ketika diangkat menjadi Khalifah beliau mendatangi beberapah ulama untuk meminta nasehat, salah satunya Imam Hasan Al Basri yang memberikan nasehat “Anggaplah rakyat seperti ayahmu, saudaramu, anakmu. Berbaktilah kepada mereka seperti engkau berbakti pada ayahmu,peliharalah hubungan baik dengan mereka seperti hubungan dengan saudaramu, dan sayangilah mereka seperti engkau menyayangi anakmu”. Nasehat ini pun diresapi dan dilaksanakan dengan baik oleh Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin yang paling miskin, yang hidup ditengah tengah rakyatnya hidup makmur dan sejahtera. Sampai sampai tidak ada seorangpun rakyatnya yang berhak menerima zakat.

Kezuhudan dan Kesederhanaanya

Maslamah bin Abdul Malik mengisahkan: Suatu hari saya masuk ke kamar Umar bin Abdul Aziz yang sedang sakit. Saat itu, saya melihatnya memakai baju yang lusuh, maka akupun berkata kepada Fatimah (istrinya), "Hai Fatimah binti Abdul Malik, cucilah pakaian Amirul Mukminin ini." Fatimah menyahut, "Insya Allah kami akan melakukannya." Kemudian saya kembali, namum keadaan pakaian tersebut masih tetap seperti semula. Maka akupun kembali berkata kepada Fatimah, "Hai Fatimah, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk mencuci pakaian Amirul Mukminin? Sebab orang-orang akan menjenguknya." Fatimah menjawab, "Demi Allah, dia tidak mempunyai baju lagi selain itu."

Umar bin Abdul Aziz biasa menunaikan shalat di tempat yang gelap. Kemudian setelah selesai, dia masuk ke kamar putri-putrinya dengan memberi salam kepada mereka.Pada suatu hari, saat putri-putrinya mengetahui ayah mereka masuk, mereka segera menutup mulut mereka dengan kedua tangan kemudian bergegas ke balik pintu. Melihat kejadian ini Umar binAbdul Aziz bertanya kepada pengasuh anaknya, "Apa yang terjadi dengan mereka?" Pengasuhnya menjawab, "Tidak ada sesuatu yang dapat mereka santap untuk makan malam, kecuali hanya Adas (bawang putih) dan bawang merah. Karena itulah mereka tidak ingin engkau mencium baunya dari mulut mereka." Mendengar penjelasan itu Umar menangis, kemudian berkata kepada putri-putrinya, "Wahai putri-putriku, apa manfaatnya jika kalian dapat makan malam dengan beraneka macam makanan, tapi itu menyebabkan ayah kalian masuk ke dalam naar (neraka)." Putri-putrinya pun menangis keras ketika mendengar penjelasan ayah mereka, kemudian Umar pun keluar dari tempat tersebut.

Menolak Hadiah dan Penyuapan

Amir bin Muhajir mengisahkan bahwa suatu hari Umar bin Abdul Aziz ingin sekali makan apel. Lalu salah seorang lelaki dari anggota keluarganya menghadiahkan apel kepadanya. Umar berkata, "Betapa harum dan enaknya apel ini." Setelah itu, dia berkata, "Wahai pelayan, kembalikan apel itu kepada orang yang telah memberikannya

dan sampaikan salam kepada tuanmu, katakan kepadanya: "Hadiahmu telah sampai kepadaku sebagaimana yang engkau inginkan.'"
Saya (Amir bin Muhajir) pun berkata, "Wahai Amirul Mukminin, yang memberikan ini adalah anak lelaki pamanmu yang adalah salah seorang lelaki dari keluargamu. Bukankah engkau juga sudah mendengar kalau Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam juga memakan hadiah yang diberikan kepadanya?" Umar berkata, "Celaka kamu. Hadiah pada masa Rasulullah adalah memang benar benar hadiah, sedangkan hadiah pada hari ini bagi kami adalah penyuapan."

Kehati- hatian (Wara’) terhadap Sesuatu yang Subhat

Betapa besar kehati hatian beliau terhadap sesuatu barang atau benda milik rakyat untuk ia pergunakan , sampai suatu ketika beliau menutup hidungnya saat melintas dibaitul mal yang kala itu sedang merebak bau harum kesturi. Seorang petugas baitul mal terheran-heran dan bertanya,”Wahai Khalifah, kenapa engkau menutup hidungmu? Beliau menjawab,”Aku tak mau memakan harta rakyatku sedikitpun, walau hanya dengan menghirup bau harum kesturi ini.”

Dialah juga khalifah yang dijuluki oleh para ulama sebagai khulafaur rasyidin ke lima, karena akhlaknya yang hampir mendekati khulafaur rasyidin ke empat tersebut. Pernah suatu kali Umar bin Abdul Aziz berkata kepada salah seorang teman berbincangnya, “Malam kemarin, semalam suntuk aku tidak dapat tidur, aku terus berpikir.” “Memikirkan apa, wahai Amirul Mukminin?”tanya temannya itu.

“Tentang kubur dan penghuninya. Sungguh bila engkau melihat mayat setelah tiga hari dari hari dikuburkan, dengan segala keadaan yang terjadi padanya, pasti engkau akan merasa jijik berdekatan dengannya, walaupun sebelumnya, ketika ia masih hidup, engkau menyenanginya. Pada waktu itu engkau juga akan melihat ‘rumah’ yang dipenuhi burung hantu, ulat-ulat keluar di dalamnya, nanah bercampur darah mengalir bersamaan dengan bau yang mulai berubah menjadi busuk. Padahal, sebelumnya ia dalam keadaan bagus, harum, dan pakaiannya bersih.”Usai mengungkapkan hal itu, Umar Bin Abdul Aziz menangis sedu-sedan lalu terkulai pingsan tak sadarkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar